Tempat Ibadah / Sekretariat : Lt. III Kampus STTJ / Jln. Gunung Merapi No. 103 * Tlp. 0411-2432929 * Makassar - Indonesia

Sabtu, 24 Maret 2012

PEMIMPIN YANG BERINTEGRITAS

Pst. Adhy Bengkuk, S.Th

Peneliti kepemimpinan James Kouzes dan Barry Posner dalam buku mereka yang berjudul Credibility: How Leaders Gain and Lose It, Why People Demand It melaporkan hasil riset mereka selama hampir 20 tahun dari survei terhadap ribuan kaum profesianoal dari empat benua bahwa karakteristik nomor satu paling kritis bagi seorang pemimpin adalah integritas. John Maxwell mengatakan, bahwa “Dari semua kualitas kepemimpinan yang ada, maka integritas adalah yang terpenting.” Seorang pakar kepemimpinan Werren Bennis mengungkapkan, bahwa “Integritas adalah fondasi untuk membangun rasa percaya (trust). Menurut Sandjaya, “Integritas dimengerti sebagai wholeness, completeness, entirety, unified. Keutuhan yang dimaksud adalah keutuhan dalam seluruh aspek hidup, khusunya antara perkataan dan perbuatan. Defenisi ini didukung oleh John Maxwell yang mengatakan, bahwa “Integrity build trust, integrity has high influence value, integrity facilitates high stantards, and integrity result in a solid repotation, not just image.” Seperti yang Yakobus katakan, “Dan biarlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun,” (Yakobus 1:4).

Integritas dapat disimpulkan sebagai keutuhan yang melibatkan seluruh aspek kehidupan yang dinyatakan dalam kesatuan antara perkataan dan perbuatan, di mana apa katakan oleh pemimpin itulah yang dilakukannya, sehingga ia dapat dipercaya, disegani dan dihormati oleh orang-orang yang dipimpinya. Integritas bagi seorang pemimpin merupakan alat yang sangat kuat untuk memimpin dan dapat meningkatkan kredibilitasnya di mata orang-orang yang dipimpinnya. Ciri-ciri integritas yang sangat penting menurut Jonatahan Lamb, yaitu: 1) Ketulusan: motivasi yang murni, 2) Konsistensi: menjalani kehidupan sebagai suatu keseluruan, dan 3) Keandalan: mencerminkan kesetiaan Allah.

Ciri-Ciri Pemimpin yang Berintegritas
1. Pemimpin yang memiliki ketulusan
Pemimpin yang tulus adalah pemimpin yang memiliki motivasi yang murni. Kemurnian dari motivasi pemimpin dapat ditunjukan melalui transparansi hidup, kerelaan hati dan keterusterangan. Larry Keefauver mengatakan, bahwa “Pemimpin mempraktekkan apa yang pemimpin ucapkan, di balik pintu yang tertutup bersama orang lain, di tempat-tempat yang jauh dan dengan mereka yang paling karib dengan pemimpin. Pemimpin yang hidup transparan atau terbuka tidak memiliki sesuatu yang perlu disembunyikan atau ditakuti. Hidup mereka yang transparan bagai surat yang terbuka. Surat Paulus kepada jemaat Korintus, mengatakan “Kamu adalah surat pujian kami yang ditulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang (2 Korintus 3:3).” Paulus menegaskan bahwa kehidupan orang-orang percaya seharusnya dapat dilihat dan dikenali oleh orang-orang lain sebagai pengikut Kristus, demikian juga pemimpin dapat dikenali dengan baik oleh orang-orang yang dipimpinnya.

Pemimpin yang berintegritas selalu memiliki kerelaan hati. Kerelaan hati yang diperlihatkan oleh pemimpin dapat dilihat ketika ia memberikan yang terbaik kepada organisasinya maupun orang-orang yang dipimpinnya. Pemberian yang terbaik dapat berupa waktunya, perhatiannya, tenaganya dan pikirannya untuk memajukan organisasi yang dipimpinnya tanpa menuntut imbalan yang harus ia terima. Pemimpin yang tulus akan senantiasa hidup dalam kejujuran. Kejujuran menyatakan satu kata satu perbuatan. Jonatahan Lamb mengatakan, “Pemimpin dengan integritas adalah seorang yang mempunyai kepribadian utuh dalam kata dan perbuatan. Sebagaimana perilakunya di depan umum, begitulah kenyataan kehidupannya. Sebagai seorang pemimpin, ia selalu melakukan apa yang dikatakannya dan mengatakan apa yang dilakukannya. Kejujuran dalam sikap adalah bagian yang sangat penting dari kehidupan seorang pemimpin. Matius 5:37, mengatakan “Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.”
2. Pemimpin yang memiliki konsistensi
Integritas yang baik dalam diri pemimpin diwakili oleh tingkah laku yang baik. Tingkah laku pemimpin dapat diukur dari apa yang dipikirkan, dikatakan, dan dilakukan pada saat benar-benar sendirian. John C. Maxwell mengatakan delapan puluh persen dari apa yang dipelajari orang datang melalui stimulasi visual, sepuluh persen melalui stimulasi pendengaran, dan satu persen melalui indera lainnya. Merupakan hal yang masuk akal bahwa semakin banyak pengikut melihat dan mendengar pemimpinnya konsisten dalam tindakan dan perkataan, akan semakin besar pula konsistensi dan loyalitas mereka. Apa yang mereka dengar, mereka pahami. Apa yang mereka liat, mereka percayai. Terlalu sering pemimpin berusaha memotivasi pengikutnya dengan sarana yang cepat mati dan dangkal, yang diperlukan orang bukanlah motto untuk dikatakan, melainkan teladan untuk dilihat.
Pemimpin yang memiliki konsistensi dapat dinyatakan melalui komunikasi. Komunikasi yang dibangun adalah komunikasi yang dilakukan secara dua arah, di mana pemimpin tidak hanya memikirkan dan menghendaki keinginan dan kemauannya yang didengar dan diterima oleh orang lain, tetapi ia juga harus bisa menerima keinginan dan kemauan dari orang lain. Kamunikasi dua arah menghindarkan pemimpin dari rasa superior dan dapat menjadi bahan evaluasi diri dalam mengembangkan kelebihan dan meminimalisasikan kekurangan-kekurangan yang ada. Komunikasi bukanlah sebagai sarana untuk memanipulisa orang lain untuk mendapatkan keuntungan diri sendiri, tetapi komunikasi dapat dijadikan sebagai sarana oleh pemimpin untuk membangun, menguatkan, dan membawa orang yang diajak berkomunikasi untuk menemukan keadaan dirinya sehingga pada akhirnya mereka mau berkomitmen.
Pemimpin yang memiliki konsitensi dapat dilihat dari tanggung jawab dalam mengatur semua hal yang dipercayakan kepadanya. Pemimpin diperhadapkan kepada kegiatan-kegiatan rutin yang harus dikerjakan, seperti: memimpin rapat, menata administrasi, menerima telpon, menata organisasi, dan mengatasi berbagai konflik yang terjadi sehingga tidak ada waktu lagi buat diri dan keluarga. Semua itu membutuhkan kerja keras sebagai bentuk tanggung jawab pemimpin. Pemimpin harus sadar bahwa apa yang dipercayakan kepadanya adalah kepercayaan yang harus dikerjakan dengan sebaik-baiknya.
3. Pemimpin yang pemiliki keandalan
Keandalan seorang pemimpin mencerminkan kesetiaan Allah. Keandalan dapat ditemukan lewat kekudusan, kesetiaan, dan pengetahuan akan firman Allah dari kehidupan pemimpin. Kekudusan berbicara tentang kerakter Allah, di mana Allah itu kudus dan Ia terpisah dari dosa. Pemimpin harus hidup dalam kekudusan dengan demikian ia hidup dalam karakter Allah yang akan mendatangkan reputasi yang baik. Reputasi yang baik membuat pemimpin dapat diandalkan, demikian sebaliknya. Area yang sering kali menjadi tempat kejatuhan para pemimpin, yaitu: kedudukan, harta, dan seks. Selain kekudusan, pemimpin yang dapat diandalkan adalah pemimpin yang memiliki kesetiaan. Kesetiaan yang dimaksud adalah pemimpin memiliki loyalitas dan komitmen kepada Tuhan, organisasi, dan orang-orang yang dipimpin. Loyalitas dan komitmen pemimpin akan teruji melalui setiap tantangan dan hambatan dalam kepemimpinannya.
Keandalan yang terakhir dari pemimpin adalah pengetahuan akan firman Tuhan. Pemimpin harus memiliki pengetahuan yang benar dan lengkap akan firman Tuhan. Bagi pemimpin Kristen, Alkitab adalah sumber utama dalam pengambilan keputusan. Itu yang terutama karena Roh Kudus, nasihat, dan hati nurani tidak bertentangan dengan Alkitab. Pemimpin perlu mendisiplinkan diri dalam mempelajari firman Tuhan. Kedisiplinan itu dapat dilakukan melalui renungan pada saat teduh setiap pagi, studi Akitab, mengikuti seminar-seminar yang membahas tentang penyelidikan Alkitab, membaca buku-buku rohani yang menambah pengetahuan akan firman Tuhan. Usaha-usaha ini akan menjadikan pemimpin sebagai pemimpin yang bijaksana dan penuh hikmat dalam mempimpin dan dalam pengambilan keputusan.

Read More..

Jumat, 16 Maret 2012

GREAT IS THY FAITHFULNESS

Pst. Charles Kamasi. M. Th

I Korintus 1:9
SHALLOM. Memilih tema “GREAT IS THY FAITHFULNESS” bukanlah sesuatu yang sifatnya kebetulan saja, tetapi melalui sebuah renungan yang panjang ketika menyadari bahwa “kalau bukan TUHAN... tidak ada sesuatu pun yang terjadi, dan sia-sialah orang berjaga-jaga dan duduk-duduk sampai jauh malam” (Mazmur 127).
Tidak dapat disangkali bahwa tidak mungkin jika kita tidak melibatkan TUHAN di dalam seluruh eksistensi dan aspek kehidupan gereja maupun umat ALLAH. Memisahkan realitas ALLAH dari kehidupan kita maupun dari pekerjaan serta pelayanan kita adalah suatu tindakan yang bodoh dan menakutkan.
Oleh karena itulah, memasuki tahun pelayanan yang ke XIV Gereja Kemah Injil Indonesia jemaat RHEMA Makassar, marilah kita merenungkan kembali beberapa hal utama yang telah dan berguna untuk menjaga, memelihara dan memberkati pelayanan pekerjaan TUHAN melalui pelayanan Gereja Kemah Injil Indonesia jemaat RHEMA Makassar:

MENYADARI BAHWA BAIK DALAM HIDUP ATAUPUN DALAM PELAYANAN,
KITA DITOPANG OLEH ALLAH YANG SETIA.


“if we are faithless, HE will remain faithful, for HE cannot disown Himself. II Timotius 2:13”. Firman Tuhan menyatakan sebuah aksioma mengenai adanya “kesetiaan Allah” didalam segala situasi yang kita hadapi sebagai sebuah lembaga gereja, maupun secara pribadi dalam segala aspeknya. Dapat kita bayangkan jika dalam perjalanan bergereja dan dalam kehidupan pribadi kita tidak ada KESETIAAN ALLAH yang menyertainya, sungguh hidup akan menjadi seperti api yang menghanguskan apa saja yang dilaluinya.
Tetapi oleh karena kesetiaan TUHAN dalam kehidupan gereja dan dalam kehidupan setiap umat-Nya, kita beroleh keistimewaan untuk menerima pemeliharaan yang sempurna, kekuatan yang luar biasa dan semangat yang tanpa batas. Sampai masa tuamu, Aku tetap DIA dan sampai masa putih rambutmu AKU menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; AKU mau memikul kamu dan menyelamatkanmu (Yesaya 46:4).
Pemazmur berkata bahwa “aku melayangkan mataku ke gunung-gunung, dari manakah akan datang pertolonganku? Pertolonganku ialah dari TUHAN...” sungguh membuktikan bahwa di dalam berbagai tantangan da kesulitan hidup “gunung-gunung” (orang-orang yang sesungguhnya menjadi tempat perlindungan kita) bahkan menjadi diam dan memandangi kita dengan pandangan yang dingin dan tidak berbuat apa-apa. Namun sesungguhnya TUHAN tetap setia dan menjadi satu-satunya tempat perlindungan yang paling aman. Gereja memiliki banyak sekali musuh, sama seperti kehidupan kita juga memiliki banyak sekali tantangan, tetapi selama kita hanya memandang pada KESETIAAN ALLAH maka every thing will be okay!

MENYADARI BAHWA KESETIAAN TUHAN YANG TIDAK TERBATAS ITU ADALAH JAMINAN TERHADAP SEMUA JANJI YANG IA NERIKAN KEPADA UMAT YANG SETIA KEPADANYA


For the LORD is good and HIS love endures forever; HIS faithfulness continues through all generation (Psalm 100:5). Seorang pemikir asing berkata “faithfulness, or steadily doing the good things you promised some one you would do, is a rare quality in many people today”. Memang kadang kita merasa bahwa hanya sedikit saja orang yang bisa “dipegang” perkataannya. Kebanyakan orang atau mungkin juga diri kita sendiri lebih mudah berkata-kata namun tidak mudah membuktikan kesetiaan atau komitmen kita pada apa yang sudah kita ucapkan. Kita tidak usah kecewa karena kita tidak sempurna dan tidak usah marah karena seringkali kita gagal. Selama kita masih menyadarinya itu berarti kita tahu bahwa hanya bergantung kepada Tuhan yang setia dan tidak terbatas kesetiaan-Nya itulah tempat kita memastikan bahwa kita akan sanggup melakukan segala sesutau di dalam Dia yang memberikan kemampuan kepadaku untuk melakukan yang terbaik bagi Dia, bagi Gereja dan bagi sesama kita.
Namun demikian ada sebuah opposite yang menantang kita yaitu pesimisme terhadap apa yang kita kerjakan bagi pekerjaan Tuhan. Banyak yang tidak begitu anthusias ketika ditantang untuk melakukan sesuatu bagi Tuhan melalui gereja. Pemikir asing mengatakan bahwa “faithfulness means others can count on me to keep my word” Menyedihkan sekali jika melihat kenyataan bahwa tidak semua orang Kristen yakin dan memahami bahwa perkataan Tuhan tidak boleh diragukan!

Sikap tidak percaya menjadi topik pengajaran Yesus yang terus menerus diajarkan-Nya kepada murid-murid-Nya. Di dalam Injil Matius 6:25-34 TUHAN YESUS mengajarkan kepada murid-murid-Nya dalam rangka mempersiapkan mereka kepada tugas-tugas besar di kemudian hari sebagai rasul-rasul yang akan menghadapi kenyataan bahwa mereka akan mengalami kekurangan bahkan ancaman terhadap kehidupan mereka, dan Tuhan Yesus berkata prioritaskan saja tugas kalian sebagai pelayan dari kasih karunia Allah dalam pemberitaan Injil Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya. Kesetiaan-Ku menyertai engkau dan akan memperlakukan kamu lebih baik dari bunga di padang dan burung di udara. Ketika Tuhan Yesus menyatakan seperti itu, baik murid-murid dan juga kita umat percaya seharusnya menyadari bahwa Yesus ingin menegaskan bahwa ALLAH ITU SETIA!

PESAN PENGEMBALAAN
Jemaat GKII RHEMA yang saya cintai, saya bangga melihat kesetiaan jemaat kepada TUHAN dan gereja-Nya. Saya kagum melihat betapa Tuhan Yesus telah menjadikan jemaat GKII RHEMA dewasa di dalam iman dan kesetiaan kepada Tuhan Yesus. Sungguh banyak tebing terjal yang telah kita lalui bersama tetapi nyata kesetiaan Tuhan ada disitu menjaga, memelihara dan memberikan kekuatan untuk meraih kemenangan. Ingatlah bahwa dunia adalah ladang intimidasi dan provokasi kuasa kegelapan yang setiap saat ingin menghancurkan kita dengan berbagai cara. Tetapi ingatlah bahwa hnaya Tuhan Yesus yang kesetiaan-Nya sempurna.

Selamat Hari Ulang Tahun Jemaat GKII RHEMA

GREAT IS THY FAITHFULNESS
He will cover you with His feathers, and under His wings you will find refuge; HIS FAITHFULNESS will be your shield and rampart (Psalm 91:4)

Read More..